Yuk Kita Sedekah

Apa yang anda lakukan, ketika melihat ‘Gepeng’ (akronim dari Gelandangan dan Pengemis) di sekitar anda? Memberinya uang atau acuh tak acuh saja. Apabila anda berpikiran sama dengan saya, mungkin anda akan mengeluarkan beberapa lembar ribuan untuk mereka. Karena mereka memang pantas untuk diberi sedekah. Itu menurut pemahaman kita. Secara sederhana, sedekah dapat diartikan memberi sejumlah uang kepada yang memerlukan secara ikhlas. Bisa jadi si gepeng bukan termasuk orang yang memerlukan. Hanya saja mereka malas untuk bekerja padahal mereka mampu secara fisik dan rohani. Ini memang terjadi di Indonesia. Kebiasaan meminta-minta mereka jadikan profesi menggiurkan.
Baru-baru ini, kita dikagetkan oleh beberapa media mengenai Pak Walang si pengemis ‘Tajir’ asal Subang (Portal Berita: Klik Disini!). Dalam waktu 15 hari ia sudah mengumpulkan 25 juta lebih dari hasil mengemisnya di Jakarta. Dengan bermodalkan gerobak bersama rekannya Sa’aran. Alasannya sih begitu mulia, ingin berangkat haji. Tapi tetap saja menurut opini publik tidak dibenarkan, ia sendiri mengaku kapok dan malu. Karena di kampung ia sudah dipanggil Pak Haji. “Masak sudah Haji jadi pengemis.” Tuturnya.
Sedekah sebenarnya lebih diutamakan kepada kerabat terdekat. Sedekah kepada kerabat terdekat memiliki dua kelebihan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Sedekah kepada orang miskin mendapatkan satu pahala, sedangkan sedekah kepada kerabat mendapatkan dua pahala; pahala bersedekah dan pahala bersilahturahmi.” HR. At-Tirmidzi. Masya Allah! Islam sangat menjaga hubungan baik antar kerabat. Sedekah juga dianjurkan kepada tetangga. Jangan sampai kita seperti yang disabdakan Rasulullah SAW: “Bukanlah orang yang beriman bagi orang yang kenyang perutnya, sedangkan tetangganya kelaparan hingga tampak tulang rusuknya.” (HR. Bukhari)
Memberikan sedekah kepada ‘yang benar-benar’ kaum dhu’afa menjadi sebuah keharusan. Karena secara tidak langsung Allah menampakkan diri-Nya dalam bentuk penderitaan orang-orang papa. Ustadz Yusuf Mansur dalam bukunya “The Secret a Happy Life” mengutarakan empat keutamaan bersedakah. Pertama, mengundang datangnya rezeki. Kedua, menyembuhkan penyakit. Ketiga, melepaskan penderitaan dan menghilangkan mushibah. Keempat, memanjangkan umur.
Menurut pengalaman saya, keutamaan sedekah yang pertama memang benar adanya. Bukan bermaksud untuk menyombongkan diri. Setiap rezeki yang saya peroleh, selalu saya sisihkan untuk bersedekah. Dan terbukti, rezeki seakan tidak pernah putus menghampiri saya. Padahal saya hanya seorang mahasiswi, belum bekerja, dan tidak punya penghasilan. Jangan berpikir saya hanya duduk diam dan menunggu rezeki datang. Semua ada tekniknya, dan sedekah salah satu tekniknya. Saya ingin mengajak kepada kalian, yuk sedekah! Apabila kalian ingin membeli sesuatu ‘belilah’ dengan sedekah.
Ustadz Yusuf Mansur mencontohkan seseorang yang ingin merenovasi rumah, setelah dihitung-hitung ia membutuhkan biaya sebsesar 100 juta rupiah. Sedangkan ia belum memiliki uang yang cukup. Maka menurut beliau, pancing dengan sedekah. Minimal dua setengah persen dari jumlah nominal yang kita perlukan. Dan dalam waktu tidak begitu lama, orang tersebut akan memiliki dana cukup untuk merenovasi rumahnya. Terapkan dalam hal saja termasuk meminta kesembuhan, mencari jodoh dan lain-lain. Subhanallah, Maha Suci Allah! Karena dalam bersedekah kita diajarkan untuk bersyukur, menghancurkan tembok-tembok kesombongan, merobohkan tiang-tiang keserakahan dan membersihkan harta sehingga kita lebih dekat dengan sang Khaliq. 

Komentar

Postingan Populer