Mengenal Lebih Dekat Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan (Perpustakaan Anak Zaman Milenial)
Semasa kuliah dulu, Perpustakaan
menjadi tempat favorit saya setelah rumah. Berhubung letak perpustakaan daerah
tidak jauh dari kampus. Setelah pulang kuliah, saya selalu menyempatkan
berkunjung ke perpustakaan, entah sekedar melihat-lihat saja atau meminjam buku
penunjang tugas perkuliahan. Zaman saya kuliah dulu, perpustakaan daerah
provinsi masih terbilang biasa, layaknya perpustakaan daerah, infrastrukturnya
tidak sedikit telah rusak. Buku-buku yang ada di sana, masih edisi lama, belum
banyak pembaharuan. Meski begitu, banyak sekali jasanya bagi mahasiswa seperti
saya yang sedang menyelesaikan tugas akhir (skripsi). Banyak referensi
buku-buku lama saya dapatkan disana. Tiga tahun berlalu, hari ini (17 Januari
2019) saya kembali mengunjungi Perpustakaan Daerah Provinsi. Banyak sekali
perubahannya. Ternyata, perpustakaan daerah ini telah direnovasi tahun 2018.
Mengapa saya buat judul Perpustakaan Anak Zaman Milienial? Karena, desain perpustakaan benar-benar mengikuti tren anak muda zaman sekarang, yang santai, minimalis namun terkesan easy going. Memang, perpustakaan daerah diciptakan untuk membuat anggota perpustakaan merasa nyaman seperti tidak sedang berada di perpustakaan melainkan di cafe. Karena kebanyakan anggota adalah pelajar/mahasiswa. Kepala Dinas Perpustakaan sepertinya tahu betul bagaimana membuat pengunjung merasa betah dan ingin selalu ke perpustakaan. Menurut saya, ini adalah cara yang efektif menarik minat seseorang untuk berkunjung ke perpustakaan. Karena di zaman teknologi yang semakin berkembang, dimana informasi bisa didapatkan melalui internet. Ini menjadi PR besar bagi pengelola perpustakaan lainnya bagaimana perpustakaan mendapat tempat dihati masyarakat khususnya anak muda zaman milenial.
Mengapa saya buat judul Perpustakaan Anak Zaman Milienial? Karena, desain perpustakaan benar-benar mengikuti tren anak muda zaman sekarang, yang santai, minimalis namun terkesan easy going. Memang, perpustakaan daerah diciptakan untuk membuat anggota perpustakaan merasa nyaman seperti tidak sedang berada di perpustakaan melainkan di cafe. Karena kebanyakan anggota adalah pelajar/mahasiswa. Kepala Dinas Perpustakaan sepertinya tahu betul bagaimana membuat pengunjung merasa betah dan ingin selalu ke perpustakaan. Menurut saya, ini adalah cara yang efektif menarik minat seseorang untuk berkunjung ke perpustakaan. Karena di zaman teknologi yang semakin berkembang, dimana informasi bisa didapatkan melalui internet. Ini menjadi PR besar bagi pengelola perpustakaan lainnya bagaimana perpustakaan mendapat tempat dihati masyarakat khususnya anak muda zaman milenial.
*pendaftaran, peminjaman dan pengembalian buku
*suasana tampak sepi, berhubung jam istirahat
*ruang fiksi
Selain nuansa perpustakaan yang
terkesan ‘zaman now’, perpustakaan daerah Provinsi memiliki kids library
(perpustakaan khusus anak). Tempatnya yang ramah anak, bisa menjadi referensi
orang tua yang bingung ingin mengajak anaknya kemana. Selain menyediakan buku
khusus anak-anak. Mereka juga menyediakan fasilitas bermain yang menambah kesan
seperti play group. Orang tua bisa mengenalkan buku-buku sejak dini. Dengan fasilitas
yang disenangi anak-anak. Perpustakaan diharapkan bisa menjadi bagian dari diri
mereka. Menambah wawasan mereka. Agar anak Indonesia semakin pintar, tidak hanya mengenal gadget atau mall saja. Perpustakaan
daerah Provinsi buka setiap hari. Senin sampai Jumat mereka buka sampai jam 4
sore. Sabtu dan Minggu mereka buka sampai jam 1 siang. Bagaimana tertarik bukan ke Perpustakaan? Yuk ajak putra-putri kita lebih dekat dengan dunia pengetahuan.
Komentar
Posting Komentar