Zairullah Azhar Berbicara Tentang Ibu
Happy Weekend!
Ibuku adalah wanita terindah yang pernah aku lihat. Seluruh diriku berutang kepada ibuku. Aku dedikasikan kesuksesanku dalam hidup untuk pendidikan moral, intelektual dan fisik yang telah aku terima darinya. –George Washington-
Tidak habis kata-kata memuji betapa mulianya sesosok ibu. Ibu adalah permata jiwa, ibu adalah pintu menuju surga. Dari rahimnya lah, lahir calon pemimpin-pemimpin pengubah dunia.
Rabu lalu, Pemuda Panca Marga
menggelar Sarasehan yang dihadir oleh 300 audiens dari berbagai daerah
Kalimantan Selatan. Acara tersebut
diadakan di Hotel Golden Tulip, untuk kelima kalinya saya menginjakkan kaki di
hotel super megah yang dimiliki Kota Banjarmasin. Audiens yang berhadir kala
itu dari berbagai profesi seperti veteran, organisasi mahasiswa, praktisi pendidikan dan tokoh-tokoh
adat. Sarasehan kala itu, diwarnai gelak tawa, semangat yang berkobar dan
keharuan bercampur jadi satu. Betapa tidak, ada saja tingkah audines yang
membuat gelak tawa para audines lainnya, tidak sedikit audiens yang melontarkan
pertanyaan ketika tanya jawab berlangsung yang melewati batas waktu. Audiens
lain termasuk saya berpikir, “Dia mau nanya apa bercerita?” Acara yang menarik,
tidak monoton, berbeda dengan seminar-seminar sebelumnya. Pembicara pada
sarasehan kala itu adalah petinggi TNI, praktisi pendidikan dan Anggota DPR RI.
Sebagai moderator adalah Ibu Dra. HJ. Fatimah Adam, M.Pd, mantan Anggota DPR RI tahun 1997 dan Camat di Pulau Sembilan. Beliau
adalah pimpinan umum Pemuda Panca Marga periode 2012-2016. Sosok perempuan aktifis di Kalimantan Selatan yang telah lama berkecimpung di dunia perpolitikan.
Bersama Ibu Fatimah Adam
Setelah ISHOMA, makan siang.
Seorang yang ditunggu-tunggu datang. Ya, dr. HM. Zairullah Azhar bersama
Muhammad Syafi’i. Kedua tokoh tersebut adalah mantan Bupati Tanah Bumbu yang
berduet maju sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur periode tahun 2015-2020.
Usut punya usut, mereka adalah Calon Gubernur terkuat. Ah, saya tidak akan
membahas mengenai pencalonannya sebagai Gubernur. Jujur, ini adalah pertama
kalinya saya melihat sosok Zairullah Azhar secara langsung. Ini adalah moment
langka bagi saya. Secara fisik, Zairullah terlihat tampak lebih muda dibanding
yang biasa terpampang di baliho atau spanduk. Materi dimulai, setiap kalimat
yang terlontar dari mulut Zairullah benar-benar menyejukkan. Tidak berat namun
berisi. Keharuan terjadi ketika Zairullah berbicara tentang sosok ibunya yang
telah meninggal. Zairullah mengatakan, betapa beliau merindukan sosok ibunya
yang paling dikasihinya. Ia bercerita sambil menangis. Begitu mengharukan bagi
saya. Tidak sedikit audiens yang hadir ikut menangis termasuk saya. Beliau bercerita
bahwa ada seorang laki-laki yang datang kepadanya untuk meminta saran bagaimana
menjadi sukses. Beliau bilang, basuhlah kaki ibumu lalu minum air bekas
basuhan itu. Laki-laki itu mengikuti sarannya. Tidak lama, laki-laki itu telah
memiliki tiga pesawat dalam kurun waktu yang singkat. Tentu dibarengi dengan
usaha pula. Zairullah menjamin, ketika itu dilakukan, apa yang telah lama kita
impikan, tidak lama akan terwujud. Subhanallah, betapa dahsyatnya sesosok ibu. Disini
dapat diambil pesan, bahwa tidak ada doa yang paling mujarab selain doa dan
restu ibu. Saya teringat akan sosok ibu saya. Setiap kaki saya melangkah ke
luar rumah. Ibu selalu mendoakan segala kebaikan saya. Lihatlah mereka yang
telah sukses seperti Chairul Tanjung. Betapa ia mengagungkan sosok ibunya. Ahok
pun memiliki cara tersendiri dalam menunjukkan cinta kasihnya kepada sosok
ibunya, dengan cara menelpon ibunya setiap pagi. Mereka yang telah besar, tidak
terlepas dari bagaimana orangtuanya mendidik dan membesarkannya. Namun yang lebih utama,
bagaimana seorang anak memperlakukan ibunya ketika usianya telah senja. Memang benar, kasih ibu kepada beta. Tak terhingga
sepanjang masa, hanya memberi dan tak harap kembali bagai sang surya menyinari
dunia. Ah, saya akan melakukan apa yang dikatakan Zairullah, setelah saya
benar-benar yakin saya telah berbakti kepada ibu saya.
Komentar
Posting Komentar