Woman Leadership Coaching (Menggali Potensi Kepemimpinan Perempuan)
Google.com |
Manusia terlahir
sebagai khalifah fil ardh, tugas selanjutnya
adalah menggali potensi kepemimpinannya untuk memberikan pelayanan serta
pengabdian yang diniatkan semata-mata karena amanah Allah, yaitu dengan cara
memainkan perannya sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta (rahmatin lil’
alamin). Untuk itu Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Rasulullah saw bersabda, “setiap orang
adalah pemimpin dan kelak akan dimintakan pertanggung jawabannya berkaitan
dengan kepemimpinannya.” Dari hadits tersebut jelas bahwa
bahwa manusia telah terlahir sebagai pemimpin dan manusia pula yang harus
membangun nilai kepemimpinannya.
Apa itu kepemimpinan ?
Kepemimpinan menurut Tead; Terry; Hoyt,
yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Maka dari itu, kepemimpinan
adalah potensi yang melekat pada jati diri seseorang. Hanya saja, tergantung
dari cara manusia itu sendiri untuk menentukan dirinya sebagai pemimpin dalam
kehidupannya. Tugas kita adalah memberikan motivasi yang kuat agar bakat,
fitrah, dan anugerah berupa intelek dan karakter yang diaktualisasikan dalam
lingkaran pengaruh yang lebih luas dan berkualitas.
Pemimpin Perempuan dalam Organisasi
Berbicara tentang gender, apakah
gender ikut mempengaruhi? Apakah ada perbedaan dalam cara laki-laki dan
perempuan memimpin sebuah organisasi? Selama ini, kedudukan wanita dalam organisasi
bersifat mengerucut. Kebanyakan perempuan hanya menduduki posisi entry level dalam organisasi.
Semakin tinggi posisi dalam organisasi, semakin sedikit pula perempuan yang
menjabatnya.
Mampukah
seorang perempuan menjadi pemimpin? Pada dasarnya, perempuan memiliki
sifat-sifat dasar untuk sukses sebagai pemimpin. Mereka cenderung lebih sabar,
memiliki empati, dan multitasking—mampu
mengerjakan beberapa hal sekaligus. Perempuan juga memiliki bakat untuk
menjalin networking dan
melakukan negosiasi.
Hambatan
yang menyebabkan perempuan sulit menjadi seorang pemimpin organisasi adalah
faktor budaya. Sejak jaman dahulu, perempuan dan laki-laki telah melakukan
pekerjaan yang berbeda. Tugas-tugas yang mereka kerjakan membutuhkan keahlian
yang berbeda. Faktor budaya ini juga mempengaruhi bagaimana cara perempuan dan
laki-laki bertindak dan berpikir.
Kepemimpinan Perempuan dalam Islam
Rasulullah saw, ketika mendengar
kaum Persia dipimpin oleh seorang wanita, yakni putra raja Kisra yang bernama
Bûran, beliau berkata,
“Tidak akan beruntung
suatu kaum yang dipimpin oleh wanita.”
Dari sini, Ulama berkesimpulan bahwa wanita tidak
diperkenankan menduduki tampuk kekuasaan tertinggi dalam suatu Negara.
Sedangkan untuk kekuasaan yang cakupannya lebih terbatas, semisal pemimpin
daerah, keabsahan kepemimpinan wanita masih menjadi perdebatan para ulama.
Ulama sepakat melarang wanita memegang kekuasaan tertinggi
atau al-imamah al-Uzhma. Ketentuan
ini berlaku bagi wanita bila ia menjadi raja atau kepala Negara yang mempunyai
kekuasaan mutlak terhadap kaumnya. Namun, pada masyarakat modern dibawah sistem demokrasi,
apabila memberi kedudukan umum kepada wanita seperti Kementrian, Dewan
Perwakilan Rakyat, dan Perkantoran diperbolehkan. Asalkan, tanggungjawab bersifat kolektif, dijalankan secara
bersama-sama oleh sejumlah orang. Jadi, tidak alasan untuk perempuan membatasi dirinya
dalam ruang lingkup kepemimpinan.
Fitrah Seorang Pemimpin
Credibility is foundation of leadership─kejujuran adalah fondasi dari kepemimpinan. Pada
dasarnya pemimpin perempuan maupun laki-laki harus memiliki sifat kredibilitas
atau kejujuran. Kouzes dan Posner
melakukan penelitian terhadap sepuluh ribu responden, ternyata jawaban
mereka sama. Mereka mengharapkan pemimpin-pemimpin yang memiliki kredibilitas.
Seperti refleksi dari Iman sebagaimana sabda Rasulullah saw, “iman itu dibenarkan oleh hati, diucapkan
dengan lisan dan dilaksanakan dengan tindakan.”
Pemimpin yang kredibilitas adalah
pemimpin yang konsekuen. Apa yang diucapkannya akan tampak dari perbuatannya,
mereka mengucapkan apa yang akan dikerjakan, tetapi juga mengerjakan apa yang
mereka ucapkan. So, bukankah Islam itu indah? Derajat antara kaum laki-laki maupun perempuan
disamaratakan.
can we share your article on our blog?
BalasHapusvisit to our blog at www.comfori2u.blogspot.com